DPD PAN Kota Bogor: Saya Tercerahkan dengan Paparan Penolakan Kenaikan BBM dari HTI
“Kebijakan menaikkan BBM
selain berdampak pasti menyengsarakan rakyat, juga bertentangan dengan
Islam. Kebijakan ini adalah kebijakan haram,” tegas Ketua DPD II
HTI Kota Bogor, Gus Uwik saat menyampaikan sikap Hizbut tahrir Indonesia
terkait rencana pemerintah menaikkan BBM. Acara yang dibungkus dalam
kemasan silahturahmi dengan seluruh pengurus DPD PAN Kota Bogor pada
hari selasa [13/3/2012] ini berlangsung hangat penuh kekeluargaan di
kantor DPD PAN Kota Bogor. “Oleh karena itu, harus diupayakan sekuat tenaga agar kebijakan ini tidak terjadi,” imbuhnya lagi.
“Kebijakan kenaikan BBM ini akar masalahnya adalah adanya Liberalisasi di sektor migas,” tambah Gus Uwik. “Liberalisasi Migas ini ternyata merupakan strategi dari asing untuk menguasai dan mengeruk migas di Indonesia,” imbuhnya lagi. Hal ini terungkap dari apa yang disampaikan oleh IMF sendiri. “Dalam Memorandum of Economic and Financial Policies (LoI IMF, July 2001), Pemerintah
[Indonesia] berkomitmen penuh untuk mereformasi sektor energi yang
dicantumkan pada MEFP 2000. Secara khusus pada bulan September,
UU Listrik dan Migas yang baru akan diajukan ke DPR. Menteri
Pertambangan & Energi telah menyiapkan rencana jangka menengah untuk
menghapus secara bertahap subsidi BBM dan
mengubah tarifl listrik sesuai dengan tarif komersil. Jadi jangan heran
kalau harga BBM akan terus naik. Ini semua karena memang sudah dipesan
oleh asing. Bukan karena APBN kita mengalami tekanan fiskal yang berat,” tegas Gus Uwik. “Parahnya
lagi, pihak yang mengeksplorasi dan mengeksploitasi migas di Indonesia
ternyata sebagian besar adalah asing. Pertamina hanya kebagian jatah
16%. Itupun sebagian besar melalui skema KPS [Kontraktor Production Sharing] yang terbagi dengan asing juga,” imbuh Gus Uwik lagi.
“Alasan pemerintah yang menyatakan bahwa subsidi harus dikurangi
karena salah sasaran jelas ini adalah pembohongan publik. Sebab menurut
data dari SUSENAS tahun 2010 menyebutkan bahwa pengguna BBM berdasar
kelompok masyarakat ternyata sebagian besar pemakainaya adalah kalangan
menengah dan bawah. Totalnya 65%. Kalangan menengah 27%. Sedangkan orang
kaya hanya 2% saja. Jadi bohong kalau subsidi itu dinikmati oleh orang
kaya. Orang kaya yang mana? tanya Gus Uwik.
Mendengar paparan yang jelas dan lugas itu, hampir semua pengurus PAN
DPD Kota Bogor terperangah. Mereka baru sadar ternyata asing telah
menguasai sektor migas. Dan yang lebih penting lagi mereka merasa
tercerahkan dengan paparan tersebut. Ternyata banyak kebohongan publik
yang tertelan mentah-mentah.
Bapak Syafrudin Bima [Ketua DPD PAN Kota Bogor] mengatakan bahwa kita
menerima apa yang disampaikan oleh delegasi HTI. “Kami menyadari bahwa
kami adalah partai pemerintah. Salah satu MENKO yang ikut terlibat dalam
kebijakan kenaikan BBM ini adalah pemimpin partai kami, Bapak Hatta
Rajasa. Insya Allah kami akan sampaikan kepada pimpinan kami, secara
mekanisme internal, sikap dati teman-teman HTI ini,” tegasnya. H. Ray
[tim LF Kota Bogor] menimpali, “Walau Bapak berada dalam partai
pemerintah, maka sebagai muslim nanti akan ditanya oleh Allah, kenapa
kenaikan BBM ini tidak ditolak?” tegasnya. “Bapak seharusnya kritis
kepada partai sendiri yang sekaligus pimpinan sendiri bahwa kebijakan
ini sangat menyengsarakan rakyat dan kebijakan haram,” imbuhnya lagi.
Dipenghujung diskusi, Gus Uwik kembali menegaskan, bahwa karut marut
kebijakan migas ini karena tidak diterapkannya syariah Islam dalam
bingkai Khilafah. “Sebab dalam Islam, migas terkategori kepemilikan umum
dimana negara tidak boleh menjual kepada asing. Apalagi sampai
menguasai sepenuhnya,” imbuhnya. Menurut pimpinan HTI Kota Bogor, dalam
Islam, migas harus digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat,
bukan dinikmati oleh segelintir orang, baik swasta lokal maupun asing.
“Karena kami cinta pada Indonesia, maka kami berteriak bahwa migas tidak
boleh dikuasai asing. Dan karena kami cinta Indonesia pula lah, kami
menyerukan selamatkan Indonesia yang berada dalam kehancuran ini dengan
syariat Islam dan Khilafah. Karena hanya dengan syariat Islamlah,
Indonesia akan terbebas dari keterpurukannya,” tegas Gus Uwik.[]
Posting Komentar untuk "DPD PAN Kota Bogor: Saya Tercerahkan dengan Paparan Penolakan Kenaikan BBM dari HTI"