Anak Gaza: ''Apa Ngafalin Quran? Saya Sudah Hafal''

SOLIDARITAS Remaja Untuk Palestina (SIRUP) mengadakan kajian tentang Palestina di Aula Masjid Salman ITB, Bandung, Sabtu (20/9/2014). Kajian tesebut dimulai pada jam 10 dan berakhir hingga adzan dzuhur berkumandang. Acaranya sangat menarik karena panitia menghadirkan tiga pembicara. dua diantaranya sudah pernah menginjakan kaki di Gaza, tanah para syuhada.

Pada sesi pertama kajian tersebut, Suryadi, pakar sejarah dari team kajian Al-ma’rifah Al-Maqdisiyah menggambarkan sejarah Palestina dulu dan saat ini, ia menjelaskan kepada peserta bahwa sejarah bukanlah sesuatu yang telah berlalu, akan tetapi sejarah adalah sesuatu yang terus berulang. Ketika sejarah menceritakan bagaimana Umar Ibnu Khathab membebaskan Masjid Al-Aqsha, maka pada tahun-berikutnya kejadian pembebasan Masjid Al-Aqsha berulang, dan peran pembebasannya digantikan oleh Shalahuddin Al-Ayyubi.

Dengan semangat Suryadi memaparkan, “Jika dulu yang mengulang sejarah adalah Shalahuddin Al-Ayyubi, maka jangan sampai kita orang Indonesia kehilangan momentum untuk mengulang sejarah, bukan lagi bangsa Kurdi yang akan mengulang sejarah pembebasan Masjid Al-Aqsha melainkan Remaja Indonesialah yang akan mengulang sejarah itu.”

Sesi berikutnya dilanjutkan oleh Syauqi, seorang relawan dari Rumah Zakat Indonesia yang sempat tinggal beberapa minggu di Gaza. Dengan khasnya yang gaul, di hadapan anak-anak SMA Syauqi berbagi cerita. Gayanya membuat ceria wajah peserta. Ia menceritakan pengalamannya di Gaza saat dia sedang menghapal Al-quran.

Dia mengatakan dengan wajah kesal, “Seorang anak kecil tiba-tiba lari di hadapan saya coba, padahal waktu itu saya lagi serius menghapal Quran lho, melihat tingkah bocah itu saya tidak tinggal diam, orang lain sibuk menghapal, anak kecil itu malah lari ke sana kemari. Saya kemudian menegurnya dengan wajah serius, ‘Kenapa kamu gak menghapal?’. Tiba-tiba anak kecil itu menjawab dengan enaknya, “Apa ngapalin quran, saya sudah hapal!’.”

“Malu banget, sumpah gua malu banget,” tutur Syauqi disambut gelak tawa peserta.
Pembicara terakhir adalah Walid Ghazin santri dari Nurul Fikri Lembang, tahun lalu dia menginjakkan kakinya di Gaza, berangkat ke sebagai duta remaja dan pelajar dari Indonesia. Dia menceritakan bagaimana hawa perjuangan kaum muslimin di Gaza. HAMAS dan penduduk Gaza memiliki semangat yang tinggi untuk membebaskan Masjid Al-Aqsha.

“Sejak menginjakkan kaki di Gaza hingga saat ini saya masih merasakan semangat untuk segera membebaskan Al-Aqsha,” ujar Walid.

Namun sangat disayangkan, kesempatan Walid Ghazin berbagi cerita hanya sebentar, waktu adzan dzuhur tiba, panitia kemudian menghentikan acara. Kajian tersebut rutin dilakukan anak-anak SIRUP (Solidaritas Remaja Untuk Palestina), untuk membangkitkan semangat remaja (Bandung khususnya) dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. [Hanafie/islampos]
[www.bringislam.web.id]

Posting Komentar untuk "Anak Gaza: ''Apa Ngafalin Quran? Saya Sudah Hafal''"