Hati-Hati Menulis Berita Tentang Suriah


pejuang mujahidin suriah Etika Verifikasi Fakta Pemberitaan Suriah
 Oleh: Muhammad Pizaro

Hati-hati menulis berita. Mungkin itulah himbauan yang tepat dalam menyampaikan informasi tentang Suriah bagi jurnalis.

Bagaimana tidak? Para mujahidin Suriah sangat terkejut saat kami sodorkan pemberitaan yang berkembang di tanah air. Mereka kaget karena berita-berita itu tidak benar dan menjurus fitnah.

Seorang komandan jihad yang cukup masyhur sampai berkata kepada kami bahwa sebaiknya jurnalis-jurnalis muslim tidak mengambil berita dari internet, tapi langsung tabayun ke Suriah. Inilah langkah yang paling tepat untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah.

Saya membaca pemberitaan di sebuah media Islam di tanah air yang memberitakan Mujahidin A dan B Bersekutu Memerangi Mujahidin C.

Saat kami konfirmasi dengan pihak-pihak terkait. Salah seorang komandan berkata, “Bagaimana mungkin kami berperang memerangi Mujahidin C, padahal di awal-awal Revolusi Suriah, kami berjuang bersama mujahidin C.

Ada pula pemberitaan yang mengatakan Mujahidin C berperang sendirian di Suriah, hingga mereka berhasil menguasai mayoritas provinsi di Suriah. Padahal setelah kami ke Aleppo, Hama dan Idlib berita itu tidak benar adanya. Karena di daerah-daerah tersebut, tidak pernah dikuasai oleh satu mujahidin.

Berita-berita ini rentan menimbulkan gesekan di tengah rakyat Suriah, karena seakan-akan mereka berjuang untuk “menguasai tanah” bukan untuk mempertahankan akidah.

Ada pula sebagian umat Islam yang karena termakan berita dari twitter dan facebook tanpa melalui proses verifikasi, dengan mudahnya melemparkan tuduhan kafir kepada Mujahidin D.

Biasanya mereka hanya berbekal ada bukti-bukti foto Mujahidin D bersama kelompok sekuler. Padahal itu dilakukan Mujahidin D saat sedang melakukan proses dakwah kepada kelompok tersebut.
Kami menyadari medan Suriah bukanlah medan mudah bagi seorang jurnalis. Karena keterbatasan fasilitas yang mayoritas luluh lantak dihancurkan rezim. Nah, jika para jurnalis yang berada di lapangan meski bekerja keras untuk memverifikasi fakta, bagaimana dengan kita yang hanya duduk di depan laptop dan tempat berAC?

Ketua Dewan Syuro Jurnalis Islam Bersatu (JITU), Ubay Salman, yang sudah dua kali liputan ke Suriah, berkata kepada saya,” Jika kita baca berita-berita dari Indonesia lalu kita ‘letakkan’ di Suriah, gak match sama sekali akhi!”

Maka di sinilah seharusnya para jurnalis muslim teliti menerima berita-berita yang belum jelas adanya. Karena pengalaman kami di Suriah, banyak sekali berita-berita yang memperburuk citra perjuangan rakyat Suriah sengaja dimainkan intelejen Suriah untuk membuat sesama muslim bertengkar.

Maka saya jadi ingat adagium yang sangat masyhur dalam dunia jurnalistik bahwa “Fakta tidak bisa didapat dari belakang meja, tapi langsung dari jantung peristiwa!”
Demikian catatan ringkas kami selama melakukan liputan di Suriah, semoga bermanfaat.
“Jauhilah dirimu dari persangkaan, maka sesungguhnya persangkaan itu sedusta-dustanya perkataan.” (HR. al-Bukhori: 5144)

Penulis adalah Wartawan JITU untuk Liputan Krisis Suriah dan Redaktur Pelaksana Islampos.com
[www.bringislam.web.id]

Posting Komentar untuk "Hati-Hati Menulis Berita Tentang Suriah"